Jumat, 29 Juni 2012

BISNIS: Jualan Entog atau Itik

Itik, layah dikonsumsi (foto: iin solihin)
Menjamurnya kuliner bebek goreng, bebek bakar, atau menu berbahan dasar bebek mestinya juga berimbas pada hewan peliharaan sejenis. Jika ayam sudah terlalu lama bertengger sebagai teman makan nasi, mestinya itik atau entok mendapat kesempatan sama seperti bebek.

Saat ini pembudidaya itik belum semeriah bebek, padahal entok kaya nutrisi, dan tak kalah kandungan nutrisi dibanding bebek. Masyarakat lebih tahu telur itik, yang banyak dijadikan bahan martabak telor. Sementara dagingnya belum populer dikonsumsi.

Peternak itik masih sebatas konsumsi rumahan, belum menjadi industri. Harga itik identik dengan harga bebek. Berkisar Rp 40.000 - Rp 70.000 per ekor. Andai saja warung makan menu itik sudah menjamur niscaya bisnis itik pedaging menggiurkan.

Perlu ada ada terobosan dan ide kreatif mengolah itik menjadi santapan konsumen. Diversifikasi olah pangan setidaknya membuat pola makan warga menjadi variatif. Tidak hanya ayam, bebek, itik, lele, belut, kelinci, bahkan marmut adalah lauk yang kaya akan nutrisi.

Kesimpulannya, jualan itik atau entok saat ini berpeluang besar. Lebih bagus lagi sekalian buka rumah makan menu itik, jadi usaha hulu-hilir dikuasai sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa itik atau entok layak untuk dikonsumsi, mendampingi bebek dan menggantikan kejenuhan terhadap konsumsi ayam.(*)


Bogor, 29 Juni 2012
iin solihin @bakso malang citra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar