Rabu, 20 Juni 2012

BISNIS: Jualan Nanas

Nanas kupas siap dijual (iin solihin)
Suatu siang di Samarinda. Hari itu, panas terik. Sembari memandang Jembatan yang membentang diatas Mahakam, saya perhatikan cukup banyak pedagang nanas. Berbeda dengan nanas Subang yang lebih kecil, atau nanas Bogor yang agak membulat. Nanas di sini tumbuh jumbo dan merona kuning keemasan.

Melihat bentuknya yang menggiurkan, pantas saja harganya cukup lumayan. Setelah saya cicipi ternyata rasa manis segar mengakhiri rasa curiga mengenai nanas semprotan bahan pemanis buatan. Ini asli man...!

Manisnya asli 100 persen. Kuningnya bukan pewarna buatan. Ukurannya yang bongsor sudah bawaan alam. Hanya untuk menghabiskan rasa penasaran, saya beli sekerat saja. Dua ribu saya bayar. Banyak juga yang membeli cara saya. Selain gak repot (kalau satuan kan harus dikupas dulu), mulusnya nanas sudah pasti ketahuan.


Kebanyakan penjual nanas di tepian Mahakam adalah ibu-ibu. Dengan beralaskan nampan plastik bulat nanas kupasan dipajang cukup rapi. Jika ada lalat mampir diusir pakai kain. Cara lain menghindari binatang pembawa bakteri, nanas diutupi plastik. 


Seorang ibu ramah, mengungkapkan sedikitnya 20 buah nanas ia kupas setiap hari. Habis hingga menjelang sore. Satu butir nanas kupas dijual antara Rp 5-7 ribu. Satu kerat dijual rata-rata 2 ribuan. Lumayan, seharian 200 ribuan didapat. Laba bersih, 100 ribuan. 


Mengakhiri perbincangan sambil menyodorkan selembar 2 ribua, saya comot sekerat lagi. Saya pamit pada ibu penjual nanas. Saya tak menyesal mengobrol dengannya. Dan saya tak perlu beli minum dingin. Rasa segar dan manisnya nanas Samarinda masih membekas di saluran tenggorokan...(*)


Samarinda, November 2011
iin solihin @bakso malang citra



Tidak ada komentar:

Posting Komentar